Thursday, December 2, 2010

Misteri Tahun 2012

2012

clip_image001Para pembaca yang budiman, tulisan ini sengaja saya sampaikan secara serial, karena mengingat panjangnya pembahasan dan seiring dengan proses vision yang masih berlangsung secara terus menerus akan sesuatu hal yang bersifat futuristic. Tujuan utamanya, agar kita sama-sama saling mengingatkan, untuk selalu eling dan waspada, sehingga menjadi generasi penerus bangsa yang lolos seleksi alam. Menghadapi zaman dahuru, akeh hera-heru, jalma manungsa kadya gabah den interi manggih kingkin, wolak-waliking jaman, emas katon saloka, saloka katon emas. Ana setan riwa-riwa memindha manungsa anggawa agama. Yoiku kahananing jaman wis ngakir, sileme prahu gabus, wis ginaris ing Hyang Widhi, sing sapa tansah eling lan waspada, kang setya budya bakal manggih wilujeng. Ing kono dadi jamane budha (gamabudhi) kang pungkasan.

Misteri 2012 terasa bagai gejala yang mengetuk pintu hati dan meminta perhatian dengan pemikiran-pemikiran yang jernih, kebersihan hati dan kebeningan jiwa. Tujuan tulisan ini bukan lain untuk menciptakan sikap pembaca yang investigative, intuitif, untuk membantu siapapun berpikiran terbuka dalam mengekplorasi misteri 2012 secara efisien, menyeluruh dan dari sejumlah sudut pandangan yang berbeda-beda.

Saya pribadi kadang masih berfikir apakah menjadi suatu hal yang blunder, menyesatkan, bila kita membuat suatu pandangan tentang keadaan apa yang akan terjadi pada saat dan setelah 2012. Namun demikian, intuisi demi intuisi, perlambang demi perlambang bahkan sebuah “kabar gaib” yang sempat saya dapatkan secara tak sengaja mengenai gambaran 2012. Hati nurani saya justru mengajak untuk berbagi info dan mendiskusikan dengan rekan-rekan terutama yang memiliki minat dan perhatian pada hal yang sama. Dengan pertimbangan, semakin kita arif dan bijak mensikapi segala kemungkinan yang akan terjadi 2012 akan membuat diri kita lebih hati-hati, eling dan waspadha menjalani kehidupan mendatang yang penuh misteri. Tentu saja harapan kita semua pada 2012 adalah keadaan yang lebih baik dan positif dari sebelumnya. Namun begitu kita harus siap mengantisipasi segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Semampu kita, dan kita upayakan secara maksimal. Soal ketentuan akhir sudah ada Kekuatan Maha yang menentukan.

Taruhlah kejadian yang diprediksi ribuan futurolog dan visioner dunia itu benar-benar akan terjadi pada 21-12-2012, lantas bagaimana kita mensikapi segala kemungkinan yang akan terjadi itu ? Kita tentu saja dihadapkan pada dua pilihan, pertama; menunggu peristiwa dengan sikap apatis, dan hanya berdiri sebagai penonton yang sewaktu-waktu harus siap menjadi korban apa yang ditontonnya ? Atau kedua ; kita memilih bersikap antisipasi, mempersiapkan diri akan segala kemungkinan itu dengan daya upaya maksimal sebisa kita lakukan. Artinya kita tidak apatis, tetapi berusaha memecahkan misteri sebisanya agar supaya kita dapat menentukan langkah positif apa yang harus kita lakukan. Lebih dari itu agar kita menjadi lebih peka, responsive, dan secara kreatif terlibat dalam kemungkinan-kemungkinan yang akan terungkap di sekitar kita. Siapa tahu, sejak 2012 adalah realitas yang selama ini masih menjadi rahasia besar akan terungkap. Entah hal itu mengenai realitas sosial-ekonomi, sains, teknologi, maupun noumena (realitas transenden) yang ada di luar diri kita, meliputi system kepercayaan yang dianut oleh masyarakat dunia selama ini. Semuanya tidak mustahil akan terjadi.

ESTIMATION
Namun bagi saya pribadi memahami bahwa “kiamat” yang diprediksi terjadi 2012 merupakan sebuah peristiwa besar yakni evolusi kesadaran manusia akan fenomena dan noumena yang ada dan sesungguhnya terjadi di sekeliling kita. Kejadian-kejadian yang akan menimpa alam semesta, hanyalah percikan dari realitas yang sesungguhnya ada dan sebenarnya terjadi di dalam jati diri kita, dan di luar diri kita (transenden). Perubahan dan peristiwa yang terjadi dalam alam semesta adalah peristiwa dan perubahan yang terjadi pada jati diri kita. Karena manusia dengan alam semesta sesungguhnya bukanlah dua benda (makhluk) yang berbeda dan terpisah, hakekat materi dan unsur-unsur keduanya adalah satu dan sama. Hanya wujud kulitnya saja yang berbeda.
Religi pun terlalu menggeneralisir ===jika tak mau disebut menyederhanakan=== persoalan-persoalan jagad raya yang teramat sangat kompleks ini. Maka peristiwa 2012 pun tak bisa dijawab dengan tuntas oleh dogma. Sebuah misteri ada pada 2012 merupakan siklus 26.000 tahun di mana terjadi sebuah siklus besar galaktika. Keterbukaan sikap kita, akan membawa pada pandangan yang lebih luas yang lengkap dengan dimensi aktif, kasat mata, melengkapi energy yang sudah ada sebelumnya.

Bukankah selama ini antara jati diri manusia dengan “jati diri” alam semesta telah bercerai dan terpisah dalam jarak yang teramat jauh. Manusia bahkan merasakan alam semesta bukanlah jati dirinya. Semua berawal dari kehendak manusia yang bertolak-belakang dengan kehendak alam semesta. Maka misteri 2012 bisa jadi merupakan saat di mana akan terungkapnya misteri kekuatan kosmos yang selama ini tak pernah dibayangkan oleh sains dan teknologi modern maupun ajaran dan pandangan agama. Manusia menyaksikan sendiri apa-apa yang tak pernah dibayangkan sebelumnya. Segala hal yang selama ini kita yakini dan percaya, mungkin saja belum apa-apanya dibanding kenyataan yang akan disaksikan oleh mayoritas makhluk planet bumi pada 2012 dan setelahnya. Hal ini selanjutnya saya istilahkan sebagai “evolusi kesadaran” manusia dari manusia kesadaran rendah menuju manusia kesadaran lebih tinggi. Segalanya mungkin saja terjadi sebab Tuhan Mahaluas tiada batasnya. Sehingga dapat dikatakan 2012 sebagai proses seleksi alamiah. Hanya orang-orang yang eling dan waspada yang akan “lahir” menjadi manusia generasi baru, menjadi “adam-adam” baru manusia yang sudah berhasil menjalani proses evolusi, dari kesadaran rendah, insting dasar hewani (lymbic section) menjadi manusia kesadaran rasasejati. Evolusi dari binatang bertubuh manusia menjadi manusia bertubuh manusia. Atau bahkan perjalanan evolutif manusia bertubuh manusia menjadi malaikat bertubuh manusia, dewa bertubuh manusia, nur sejati berbalut manusia. Munculah manusia-manusia berperadaban baru, yang meninggalkan “prinsip” homo homini lupus. Agama sebagai system kepercayaan dan merupakan bagian dari peradaban manusia akan mengalami evolusi frontal, menjadi kesadaran spiritual yang universal. Lalu semakin berakhirlah konflik memperbutkan “kulit” agama.

Jika demikian keadaannya, maka siklus galaktika 26.000 tahun adalah proses alam semesta untuk me-resetting kehidupan planet bumi kembali ke starting point. Manusia dipaksa kembali ke dalam koridor hukum dan irama alam. Menjadi manusia yang sinergis dan harmonis kembali dengan lingkungan alam. Lahirlah manusia-manusia baru hasil seleksi alam, sebagai manusia dengan jiwa spiritual tinggi yang tidak lagi terjebak oleh kebodohan/kejahiliahan. Jika “kiamat” merupakan suatu kehancuran, maka yang hancur bukan buminya, melainkan segala hal yang selama ini telah keluar dari kodrat/hukum jagad raya. Yang tersisa tinggalah segala sesuatu yang masih melekat dalam kodrat alam. Cara kita melekatkan diri pada kodrat alam, tentu saja dengan cara eling dan waspada. Di luar itu, kita akan menjadi manusia-manusia yang menentang kodrat alam. Pastilah tergilas oleh kekuatan kosmik misterius (Kiamat) yang sewaktu-waktu terjadi.

KiAmat dan NyiAmat telah lama “bercerai”, kini pasangan itu akan rujuk kembali pada saat hitungan weton terbaik yang telah lama ditentukan yakni 2012. Selanjutnya berbahagialah menjadi sebuah pasangan yang harmonis dan dinamis. Antara jati diri manusia dan jati diri alam semesta. Semoga diberkahi Gusti Ingkang Murbeng Gesang. Selamat datang Ki-Amat, Nyi-Amat telah lama merindukanmu untuk bersatu kembali !!!

HARI PEMBALASAN (HISAB)

Terdapat banyak sekali gagasan dari para futurolog dan visioner tentang apa yang kita harapkan dengan semakin dekatnya akhir kalender Maya tepatnya tahun 2012. Mayoritas pengamat merasa bahwa akan ada kejadian luarbiasa yang penuh misteri. Sesuatu akan terjadi, namun sulitnya memprediksi secara akurat apa yang akan terjadi nanti. Segala macam peristiwa mungkin saja terjadi bahkan di luar apa yang dapat kita bayangkan, yang akan menimpa tatasurya jagad raya, di mana planet bumi merupakan bagian sangat kecil bagai debu di antara gugusan galaktika. Sementara itu, waktu terus bergerak linier, saat ini pada angka 2009 artinya  semakin mendekati angka 2012 tak terasa kurang lebih hanya tinggal 3 tahun lagi. Lantas hal yang paling bijak kita lakukan adalah mencermati apa-saja yang tampak dan bisa dilihat sebagai gejala atau fenomena yang mendekati dan mengarah pada berbagai prediksi. Kenapa kita perlu prediksi ? Saya kira kita paham bahwa menempuh menjalani kehidupan ini selalu menggunakan prediksi untuk menentukan langkah-langkah hari ini, menuai hasil di hari esok. Sebab pada dasarnya hidup ini adalah hari pembalasan, hari penghitungan atau khisab. Tak perlu menunggu 2012, dan tak perlu menanti hari “kiamat” karena apa yang kita alami hari ini merupakan buah khisab dari apa yang kita lakukan hari kemarin, minggu lalu, bulan lalu atau tahun yang lalu. Hukum sebab akibat atau karma merupakan buah dari adanya hari pembalasan atau khisab.

MISTERI KELENDER & PERADABAN MANUSIA

1.Kalender Bangsa Maya

Sebelum abad ke 20 sejak ditemukannya sistem kalender Masehi, sistem kalender Maya tampaknya menjadi metode paling canggih dalam menelusuri jejak langkah galaktika yang teramat luas. Bahkan saat ini kalender Maya modern tetap mengikuti waktu galaktika seperti semula, tetapi juga mengikuti kalender waktu lokal seperti sistem yang diwartakan ilmuwan astronomi sekelas Michael D Coe.  Bahkan Coe sangat kagum dengan kalender yang dibuat bangsa Maya hingga ia katakan,”tidak terpeleset satu hari pun selama 25 abad lamanya. Seperti kita ketahui, kalender Masehi menggunakan siklus matahari dan bulan,  sementara itu kalender Maya membuat kesadaran kita menjadi lebih terbuka lebar sebab bangsa Maya menerapkan konfigurasi ruang angkasa yang langka dari sistem tata surya; matahari, planet kita, dengan pusat galaksi kita. Sebuah konfigurasi yang hanya terjadi sekali setiap periode 26.000 tahun lamanya.

Bagi sebagian pengamat terutama dalam pandangan tradisional tentang sejarah dan budaya, peradaban Maya merupakan sebuah anomali. Catatan arkeologi menunjukkan bangsa Maya pertama muncul secara “tiba-tiba” pada lebih dari 1,5 juta tahun lalu. Suku bangsa Maya bertempat tinggal di area terpencil di mana sekarang dikenal sebagai semenanjung Yucatan Mexico, Guatemala hingga mencapai beberapa wilayah Honduras dan Belize. Tak seorangpun dan satupun teori yang dapat menjelaskan secara akurat dan pasti akan “teka-teki Maya”. Secara demografis dan sosiologis, mengesankan ekslusifisme teknologi Maya, yang tidak terjamah oleh peradaban suku bangsa lainnya. Para ahli sejarah, arkeologi, antropologi dan sosiologi tidak menemukan jejak suku bangsa dan kebudayaan lainnya yang sejalan dan sepadan dengan suku bangsa Maya. Hanya saja, secara tipologis dan karakteristik suku bangsa Jawa memiliki kemiripan dalam tradisi falsafah kosmologis dan keunikan “teknologi” kuno yang dimilikinya. Bahkan dalam penelitian paling mutakhir dan mendapat legitimasi dari berbagai ahli sejarah dan arkeologi dunia, the loss of world atau “Benua Atlantis yang hilang” jejak-jejak sejarah dan arkeologinya 90 % mengarah kepada pulau Jawa dan kepulauan Nusantara ini.

Kembali kepada wacana peradaban Maya, di mana teknologi kuno tentang ilmu astronomi-kosmolgis mengesankan keberhasilannya mengembangkan teknologinya. Suku Maya telah siap dengan teknologi maju, namun mereka tidak mengembangkannya dalam periode sangat panjang. Charles Gallenkamp membuat kesimpulan ironi kehadiran bangsa Maya. Dikatakan bahwa salah satu misteri arkeologis paling misterius tradisi suku Maya yang pernah diungkap tetap saja masih terselubung rahasia secara mendalam dan penuh multi tafsir. Banyak pertanyaan keluar dari pemikiran para ahli sejarah dan arkeologi, “Mengapa peradaban yang begitu kuat dimiliki bangsa Maya sepertinya harus menghilang begitu saja ?”. Apa yang membuatnya hilang ? Apakah peristiwa besar yang menimpa planet bumi ini, termasuk peristiwa zaman es yang hadir secara tiba-tiba akibat perubahan magnet bumi dan tatasurya ? Pertanyaan yang teramat sulit untuk dijawab. Namun sebagai manusia, kita tak bijak hanya cukup mengucapkan kalimat, ”Tuhan Maha tahu segalanya !” Lantas kita berhenti menemukan jawabannya.  Sebab, karakter demikian hanya membuat ilmu pengetahuan menjadi stagnan dan diri kita menjadi pribadi yang apatis dan fatalistis. Jawaban tidak harus ditemukan secara pasti dan gamblang, kita hanya butuh prakiraan lebih jelas yang dijadikan patokan untuk berbuat dan bertindak apa dan bagaimana jika perubahan dahsyat di luar realitas dan kepastian sepanjang sejarah peradaban manusia nantinya akan benar-benar terjadi.

2.Kalender Suku Jawa

clip_image002Apapun tema perdebatan para ahli tentang 2012 melalui kacamata kalender Maya, harus melihat dan mengakui pencapaian peradaban Maya seperti pada artefak tunggal yang paling canggih dibanding lainnya. Yakni, kalkulasi mereka yang sulit tertandingi tentang siklus kosmis dan waktu. Walau sebagian para ahli sejarah dan arkeologi di belahan Eropa-Amerika mensinyalir bahwa penanggalan paling tua bukan dilakukan oleh bangsa Maya yakni sejak 5000 th yang lalu, tetapi dilakukan oleh manusia penghuni Benua Atlantis yang hilang yang kini disinyalir kuat sebagai peradaban manusia di Nusantara tepatnya wilayah seputar pulau yang hilang, yang kini berada di dasar lautan di sekeliling pulau Jawa.  Bahkan beberapa berani menyimpulkan kalender suku Jawa paling tua di dunia karena sudah ada sejak 15.000 tahun lalu atau sekitar 13.000 Sebelum Masehi. Soal kebenarannya saya kira memang sangat sulit diverifikasi, karena rentang waktu yang teramat jauh mundur ke belakang di mana peradaban manusia di planet bumi waktu itu, diraba-raba oleh para ahli zaman sekarang dianggap masih sangat primitif. Kini, kalender 15.000 tahun lalu masih menjadi kegiatan penelitian dan perdebatan para ahli. Argumen para ahli yang mengarah pada kalender Jawa 15.000 tahun lalu, berpijak pada peradaban manusia purba cikal bakal manusia planet bumi, yang terdiri dari 5 ras besar di dunia. Salah satu ras tersebut adalah bangsa Jawa tertua yakni Phitecanthropus Palaeo Javanicus disinyalir hidup sejak 2 juta tahun silam, hingga terjadi loncatan peradaban sejak Phitecanthropus Erectus 800.000 tahun silam yang fosilnya ditemukan di desa Sangiran di sekitar sungai Bengawan Solo. Masih banyak lagi di antaranya Pithecanthropus Mojokertonsis, Homo Wajakencis, dan kelompok Meganthropus. Yang terakhir, peradaban mereka sudah mulai sejajar dengan manusia modern Homo Sapiens. Sejak itu dikatakan terjadi evolusi peradaban manusia secara frontal (walau belum termasuk kategori revolusi kesadaran).

Kalender yang tak kalah rumitnya dengan kalender Maya adalah kalender seperti yang dibuat oleh nenek moyang suku bangsa Jawa. Kita mengenal sistem penenanggalan Jawa dengan menggunakan siklus matahari dan bulan sebagaimana kalender Masehi, namun terdapat penggabungan siklus perbintangan yang tidak lain adalah planet-planet galaktika yang lebih rumit dibanding sistem horoskop maupun sistem sio. Kita kenal dalam tradisi kalender Jawa mencakup beberapa elemen siklus : Dina (siklus matahari), Wulan (siklus rembulan), Pasaran (siklus 5 hari), Windu (siklus 8 tahunan), Paarasan, Pancasuda, Pranata Mangsa, Padangon, Mangsa Kala, Kurup, Lambang Windu, Lambang Taun, Kumarane, Wuku, Lintang, Padewan, Paringkelan, Lambang Dina, Pancasuda, Kamarokam, Watak sasi, Watak Dina dan seterusnya merupakan siklus yang sangat rumit berdasarkan siklus-siklus planet dan persilangan di antaranya yang njlimet di antara gugusan galaktika. Kalender suku bangsa Jawa dikenal pula mengandung misteri besar makrokosmos dan mikrokosmos yang tidak mudah dipahami sekalipun oleh para ahli astrologi Barat.  Kalender Jawa memang tidak terlalu memfokuskan diri pada pandangan futurologis, namun kalender Jawa secara komplit mencakup berbagai ilmu misalnya pertanian, kelautan, iklim, musim, perbintangan, ilmu hama dan penyakit, bahkan mampu merefleksikan karakter, peruntungan dan nasib seseorang. Meskipun demikian, cakupan kalender Jawa tentang keadaan di masa yang akan datang, tetap saja dibahas secara khusus, dalam berbagai serat dan jongko yang ditulis  oleh para futurolog dan visioner Jawa di masa silam. Hal ini akan saya bahas pada serial terakhir tulisan Misteri 2012 ini.

LONCATAN PARADIGMA

Hal yang perlu dicatat bahwa setiap perubahan besar peradaban manusia dicapai bagaikan loncatan paradigma yang memiliki kesenjangan jauh dengan peradaban sebelumnya. Apakah peristiwa loncatan paradigma, atau evolusi peradaban manusia yang terjadi secara cepat ini selanjutnya diistilahkan sebagai lahirnya manusia Adam, sebagai manusia pertama mengawali kesejetian jati diri manusia  ? Entahlah, di sini saya tidak bermaksud membahas hal itu. Justru yang menjadi tanda tanya besar adalah, apa yang menyebabkan terjadinya perubahan besar dengan disertai kesenjangan yang besar pula dengan peradaban sebelumnya ? Seolah-olah pernah terjadi mata rantai yang terputus (missing link) perubahan demi perubahan peradaban manusia. Jangan-jangan peristiwa itu disebabkan oleh kekuatan kosmis yang sangat dahsyat yang menyebabkan peradaban sebelumnya runtuh dan lenyap (walau tidak dibarengi dengan punahnya kehidupan manusia). Bisa jadi, peristiwa makrokosmos yang begitu dahsyat menyadarkan manusia (mikrokosmos) akan adanya realitas baru yang membuat mata terbelalak, menyadarkan bahwa realitas yang selama ini dipahami oleh ilmu pengetahuan, sains dan teknologi, kebudayaan, bahkan tidak menutup kemungkinan agama adalah sebuah realitas yang berproses. Atau nukilan realitas yang kebenarannya tidak mutlak. Dengan kata lain realitas itu tak ada selesainya oleh karena kebenaran yang realistis di jagad raya ini mungkin hanya berlaku bagi realitas perubahan yang dinamis. Jika demikian halnya, maka layak dikatakan bahwa, ”kebenaran sejati bagaikan cermin yang pecah berantakan, selanjutnya ajaran, agama, ilmu pengetahuan, sains, teknologi, kebudayaan, masing-masing memungut satu keping di antaranya”. Akankah 2012 menjadi tonggak sejarah baru, dengan runtuhnya peradaban lama dan dimulainya peradaban manusia baru, kesadaran realitas yang samasekali baru ? Seperti halnya badai matahari yang ditandai dengan “matahari sunyi” atau lidah api yang berhenti sejenak pertanda dimulainya badai lebih besar dan dahsyat ? dan akankah kejadian mahadahsyat akan menimpa bumi (makrokosmos) sehingga terjadi sebuah revolusi kesadaran yang membawa pada evolusi frontal peradaban manusia (mikrokosmos). Perubahan baru yang benar-benar mereduksi peradaban yang telah lalu ? Mari, kita saksikan bersama apa yang akan terjadi, tentu saja dengan bekal yang memadai memasuki tahun yang kini tengah menjadi perhatian serius masyarakat planet bumi. Agar supaya kita lebih winasis mengambil sikap.

clip_image003Kunci penunjuk waktu galaktika bangsa Maya adalah Kalender Sakral yang disebut tzolkin (hitungan siklus 260 hari). Tzolkin bersilangan dengan Tahun Samar (kelender 365 hari). Kedua kalender tersebut berjalan sejajar seperti rel, tetapi pada suatu ketika kedua titik rel ini akan bertemu dalam waktu yang disebut “hari yang langka” yakni terjadinya pertemuan antara “kalender sakral” dengan Tahun Samar. Peristiwa yang teramat langka menandainya sebagaai siklus besar 52 tahunan. Namun peristiwa galaktika ini masih merupakan “Siklus Besar” yang terakhir terjadi pada tahun 3114 SM. Ini merupakan waktu perkiraan dalam hiroglif bangsa Mesir pertama, dan akan berakhir pada 21-12-2012 Masehi di mana matahari berada pada posisi langsung dengan ekuator dari galaksi Bimasakti.
Dr. Jose Arguelles, ahli bidang kosmologi Maya, sub siklus yang di mulai 1992 merupakan milenium baru. Di mana ditandai oleh teknologi yang harmonis antara ekologi dan nonmateri. Hal ini dapat kita buktikan dengan kemajuan dunia di bidang komputerisasi, untuk melengkapi masyarakat dengan informasi baru yang memusat. Saat itu ditemukannya teknologi komputer multi media, dan jaringan internet mulai dibuka untuk pelayanan umum oleh Pentagon. Diyakini para ilmuwan bahwa milenium baru akan berlangsung sangat pesat dan singkat selama 20 tahun hingga fase itu berakhir pada tahun 2012.
Dengan menggunakan teknologi komputer, seolah menjadi bekal manusia untuk memasuki saat-saat berat, agar mengetahui sebagian apa yang akan terjadi pada 2012 supaya dapat melakukan berbagai persiapan-persiapan yang diperlukan. Bahkan sejumlah kalangan mengingatkan kalender Maya akan segera berakhir pada 2012, mungkin bertepatan dengan sejumlah peristiwa kosmis (luar angkasa) yang sangat dahsyat. Mungkin akan membawa dampak bahaya besar pada kehidupan di planet bumi. Seperti yang diungkapkan pada majalah elektronik yang berbasis di India, memuat artikel pada 1 maret 2005 menjabarkan hasil dari Model Komputer Hyderabad (MKH) mengenai perubahan kutub yang bersesuaian dengan akhir penanggalan kalender. Model Komputer membuat memprediksi terjadinya pembalikan kutub magnetis pada bumi dan matahari beresiko dapat mengakhiri peradaban manusia pada 2012. Hampir senada dengan Greg Braden yang memprakirakan kejadian yang luar biasa. Menyatakan bahwa,”Model komputer itu memprediksi akan terjadinya pembalikan kutub magnetis pada bumi dan matahari, menjelaskan skenario paling buruk akan apa arti dunia tanpa magnet, yang dapat mengakhiri peradaban manusia planet bumi pada 2012.
Greg Braden, menggunakan perwujudan dan prediksi bangsa Maya sebagai titik awal, untuk mengekplorasi kemungkinan bahwa 2012 akan membawa pembalikan kutub magnetik bumi dan matahari yang dapat mengahiri peradaban manusia. Braden melengkapinya dengan bukti-bukti ilmiah mengindikasikan badai matahari yang berhenti sejenak (matahari sunyi senyap) sebagai titik akhir dari siklus kemagnetan planet terjadi pembalikan kutub magnet, sekaligus mengawali siklus baru yang mungkin akan terjadi chaos (kekacauan) tatasurya. Salah satu kejadian alam yang mungkin terjadi 2012 adalah badai matahari yang sunyi senyap. Untuk mendukung prediksinya, Braden menarik bukti fisik, teori kuantum, dan adanya kecenderungan sejarah pembalikan pembalikan kutub, untuk mengukur kemungkinan destruksi secara masif dalam tatasurya, bahkan kemungkinan adanya realitas (fenomena alam) yang sama sekali baru yang terjadi pada 2012. Tepatnya 21-12-2012 sebagai titikbalik matahari. Lantas apa makna di balik semua itu ? Kiranya masih merupakan misteri besar. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, bagi Greg kita harus melintasi batas tradisi yang telah memisahkan ilmu pengetahuan, agama, spiritualitas, dan sejarah. Lalu persiapkanlah diri anda untuk menyambut dan menerima sumber pengetahuan yang begitu melimpah ke dalam kearifan global -universal yang sama sekali baru.
GEJALA PERUBAHAN MAGNET BUMI
Salah satu yang paling pasti di dunia ini adalah eksistensi magnet bumi yang berada di kutub utara dan selatan bumi. Pertukaran posisi kedua kutub (flip-flop) menyimpan alasan misterius yang sangat sulit dipahami. Namun demikian pertukaran kutub ini bukanlah sesuatu yang tak pernah terjadi. Bahkan dalam catatan jejak sejarah perilaku makrokosmos, pertukaran kutub sudah tercatat pernah terjadi beberapa kali secara rutin dalam rentang waktu yang sangat panjang. Setidaknya, selama bumi ini ada, dapat dicatat terjadi 171 kali peristiwa pembalikan kutub magnetis dalam kurun waktu 76 juta tahun. Empat belas kali terjadi selama 4.5 juta tahun terakhir. Artinya, terjadi peningkatan intensitas pada kurun waktu terakhir. Adapun gejala-gejala yang dapat disinyalir sebelum terjadinya pembalikan kutub magnetis bumi dan matahari adalah sbb :
Sering terjadi perubahan cuaca secara mendadak. Fenomena ini tentu dapat kita rasakan bersama saat ini. Jika kita menggunakan indera batin untuk menajamkan indera perasa, kita dapat merasakan perubahan suhu udara yang berubah-ubah, naik-turun dalam hitungan menit, dan puluhan menit saja.
Melemahnya medan magnet bumi secara cepat. Sebagaimana dijelaskan oleh New York Time pada 4 Juli 2004, merespon terjadinya pembalikan kutub magnetis secara serius. Sebab runtuhnya medan magnet bumi yang menuntun planet bumi beserta seluruh makhluk penghuninya sudah mulai terasa sejak 150 tahun lalu. Hal itu didasarkan pada pengukuran geologis, yang mengindikasikan magnet bumi tengah mengalami penurunan secara drastis dari puncak intensitas magnetiknya sejak 2000 tahun lalu. Penurunan itu kini telah mencapai prosentase lebih dari 38%. Bahkan dalam kurun waktu 100 tahun terakhir, jagad raya telah kehilangan daya magnetnya sebanyak 7%. Perubahan magnet tersebut disinyalir menjadi penyebab terjadinya pergeseran-demi pergeseran milyaran benda-benda angkasa termasuk planet bumi dan asteroit besar dari pusat orbit semula. Dalam kasus penemuan bangkai mammoth berbulu (gajah purba) di Siberia mengindikasikan pada saat itu telah terjadi peristiwa kosmos yang sangat dahsyat. Bumi mengalami penurunan suhu secara drastis hingga mengalami kebekuan secara tiba-tiba. Hal itu dilihat dari gejala yang ada pada binatang mammoth yang membeku. Mammoth disinyalir mengalami kematian mendadak karena terperangkap oleh peristiwa pertukaran kutub yang mengakibatkan pembekuan bumi secara tiba-tiba. Sehingga terdapat makanan terakhir yang belum habis terkunyah dalam mulut mammoth masih dalam keadaan utuh, tidak membusuk.
Badai Magnetik Matahari. Peristiwa badai magnetik matahari dalam kurun waktu paling dekat disinyalir telah terjadi pada tahun 1986 dan bulan Mei tahun 1996 lalu dan NASA berhasil menangkap gejala pengulangan badai matahari pada 10 Maret tahun 2006. Badai magnetik matahari ditandai dengan titik-titik putih pada permukaan matahari. Badai matahari ditandai dengan matahari “sunyi” saat di mana titik-titik matahari dan solar yang selalu bergolak berhenti sejenak, seolah menjadi “sunyi senyap”. Hal ini disebut sebagai “matahari sunyi” ditandai sebagai akhir dari suatu fase siklus. Berakhirnya satu siklus berarti dimulainya siklus baru. Sehingga peristiwa matahari sunyi, merupakan awal dari siklus baru badai magnetik matahari yang disinyalir akan menjadi 30-50% lebih kuat dan dahsyat dari sebelumnya. Menurut david Hathway (NSSTC: National Space Science and Tachnology Center USA) atau Badan Antariksa Amerika, setuju bahwa titik-titik matahari akan berakumulasi menjadi titik yang lebih besar. Gerakan energinya bagaikan gerakan bom atom, setiap partikel yang meledak akan memancarkan partikel lebih banyak lagi. Masing-masing pecahan partikel akan pecah menjadi berlipat ganda. Begitu seterusnya yang terjadi pada titik-titik badai magnetik matahari. Barangkali peristiwa ini akan mengulang peristiwa 1958 saat terjadi badai magnetik matahari yang mengakibatkan cahaya udara (aurora borealis) yang menyinari langit malam di Meksiko selatan. Hanya saja, peristiwa berikutnya, jika prediksi NCAR tepat, peristiwa itu akan terjadi pada 2012, dan akan jauh lebih dahsyat lagi (maksimun solar). Sepertinya bersamaan dengan perhitungan kalender Maya tentang posisi galaktika matahari. Peristiwa ini tentu belum pernah terjadi, sekalipun memanfaatkan berbagai perlengkapan sains dan teknologi, kita semua tidak tahu akibat apa yang akan terjadi, jika peristiwa yang “menakjubkan” itu akan benar-benar terjadi.
Arti dari semua bahasan di atas, bahwa dalam ruang jagad makrokosmos, kini tengah berproses terjadinya gejala perubahan magnetik galaktika yang mungkin akan berpuncak pada 2012. Meliputi gugusan milyaran bintang, matahari, bumi, asteroit, dan planet-planet angkasa luar. Kekuatan magnet adalah kunci utama terjadinya siklus tata surya, orbit asteroit, tatanan galaktika yang melimputi beberapa galaksi Andromeda, Bimasakti dan seterusnya. Apa yang akan terjadi pada diri manusia sebagai wujud mikrokosmos, apabila terjadi perubahan magnetik makrokosmos ?? Pertanyaan ini saya ajukan berkenaan dengan MANUSIA sebagai MIKROKOSMOS tentu saja sangat erat berkaitan dengan segala macam peristiwa MAKROKOSMOS. Jika anda masih meragukannya, dapat anda buktikan melalui perhitungan astronomi para pendahulu kita yang berhasil menjabarkan hubungan perubahan konfigurasi galaktika dengan karakter pribadi setiap manusia. Pengaruh itu kemudian dikenal dengan nama ilmu astrologi yang dapat membaca perwatakan atau karakter setiap individu. Kita mengenal perbintangan, sio, pawukon, windu, pancasuda, tahun, bulan, pekan, pasaran, hari, padangon, paarasan, hari Jawa, musim, pranata mangsa, dan seterusnya. Semua itu sebagai keberhasilan manusia dalam mengenali jati diri dan “jati diri” alam semesta, dalam hal ini hubungan antara mikrokosmos yang berhubungan erat dengan makrokosmos. Jika diajukan pertanyaan, apa yang menyebabkan eratnya hubungan manusia dengan jagad raya ? Jika anda menjawab : Tuhan ! Jawaban ini terlalu polos dan masih bersifat “kamuflase” saja. Tentu hal itu merupakan jawaban universal yang tak perlu disanggah dan semua orang saya kira sudah paham. Namun jawaban demikian tak ubahnya jawaban seorang anak setingkat Taman Kanak-Kanak yang akalnya masih dangkal. Jika dilakukan orang dewasa justru menjadikan pintu hatinya tertutup untuk menerima ilmu-ilmu pengetahuan baru, karena sudah terlanjur “asyik” tercengkeram oleh rasa takut, dan selalu bergejolak oleh iming-iming “angin surgawi”. Inilah pintu masuk menuju gerbang fanatisme. Jika terlalu bersikap fanatis, hal itu akan menjadi boomerang membutakan mata kita akan suatu realitas di luar dugaan manusia seluruh planet bumi selama 2500 tahun. Bahkan sikap fanatisme secara tidak disadari justru akan mereduksi kemahaluasan-kemahabesaran Tuhan. Padahal Tuhan itu tan kena kinira, tan kena kinaya ngapa. Maksunya, masih sangat memungkinkan jika Tuhan menyimpan misteri besar realitas kehidupan alam semesta ini, yang tak pernah manusia duga dan bayangkan sebelumnya melalui sumber referensi apapun namanya. Apakah manusia cukup puas hanya berhenti pada jawaban itu saja ? Saya kira tidak. Inilah yang saya maksud, supaya kita sejenak melepaskan diri dari belenggu doktrinasi, untuk membiarkan daya jelajah spiritual yang teramat luas jangkauannya, bahkan mampu menembus dimensi sejarah masa lalu dan mungkin masa yang akan datang. Memberdayakan kemampuan “alam pikiran bawah sadar”, kita akan mampu melampaui daya penalaran rasio. Apalagi jika kita mau memberdayakan kemampuan jelajah rahsa sejati yang tembus ruang dan waktu. Marilah kita bersama mencobanya.

No comments: